Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional dan Pendiri Taman Siswa

Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional dan Pendiri Taman Siswa

> 📝 “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidikan hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
— Ki Hadjar Dewantara

1. Siapa Ki Hadjar Dewantara?

Ketika kita berbicara tentang dunia pendidikan Indonesia, tidak akan lengkap tanpa menyebut nama Ki Hadjar Dewantara. Beliau bukan hanya dikenal sebagai tokoh pendidikan, tetapi juga sebagai pelopor kemerdekaan berpikir dan belajar. Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang membuka jalan bagi rakyat Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang merdeka, nasionalis, dan berakar pada budaya bangsa sendiri.

2. Masa Kecil dan Latar Belakang

Ki Hadjar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga bangsawan Keraton, namun kepekaan sosialnya terhadap nasib rakyat jelata membentuk jalan hidupnya.

Setelah mengenyam pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School) dan STOVIA (Sekolah Kedokteran Bumiputra di Batavia), beliau beralih ke dunia jurnalistik dan pergerakan nasional. Salah satu tulisannya yang terkenal dan menggugah kesadaran bangsa adalah:

> ✍️ “Seandainya aku seorang Belanda (Als Ik Eens Nederlander Was)...”
— tulisan tajam yang membuat pemerintah kolonial mengasingkannya ke Belanda tahun 1913

3. Perjalanan Menuju Dunia Pendidikan

Pengasingan ke Belanda menjadi titik balik yang penting. Di sanalah ia memperdalam pemahaman tentang sistem pendidikan modern yang mampu membentuk manusia yang bebas berpikir dan mandiri. Setelah kembali ke Indonesia pada 1919, beliau mulai menggagas sistem pendidikan alternatif yang sesuai dengan karakter bangsa.

Pada 3 Juli 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta.

4. Filosofi Taman Siswa: Pendidikan yang Memerdekakan

Taman Siswa bukan sekadar sekolah biasa. Ia adalah bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang elitis dan eksklusif. Taman Siswa membuka akses pendidikan bagi seluruh anak bangsa — tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau latar belakang.

Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan tiga semboyan terkenal yang hingga kini menjadi pedoman pendidikan di Indonesia:

> 🧭 Ing Ngarsa Sung Tuladha – di depan memberi teladan
ðŸ”Ĩ Ing Madya Mangun Karsa – di tengah membangun semangat
ðŸŒą Tut Wuri Handayani – di belakang memberi dorongan

Semboyan ini mencerminkan cara mendidik yang berorientasi pada pengembangan karakter, bukan sekadar mengejar nilai akademik.

5. Prinsip Pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara

📌 Pendidikan Berbasis Budaya

Ia percaya bahwa pendidikan harus dimulai dari lingkungan dan budaya sendiri. Anak akan lebih mudah tumbuh bila akarnya kuat di tanah kelahirannya.

📌 Pendidikan Inklusif

Tidak boleh ada diskriminasi dalam pendidikan. Semua anak memiliki hak belajar. Taman Siswa menjadi pionir pendidikan untuk rakyat kecil, bukan hanya kaum elite.

📌 Pendidikan yang Memerdekakan

Beliau menekankan bahwa pendidikan tidak boleh menindas atau mencetak manusia yang hanya patuh. Pendidikan harus membentuk manusia yang berpikir kritis, kreatif, dan berjiwa bebas.

> 🌟 “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.”
— Sebuah pandangan revolusioner yang kini mulai digaungkan kembali lewat konsep merdeka belajar

6. Warisan yang Tetap Hidup Hingga Kini

Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah menetapkan tanggal 2 Mei — hari kelahiran beliau — sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Namun, warisan Ki Hadjar Dewantara bukan hanya dalam bentuk seremonial, melainkan juga dalam praktik.
Kini, nilai-nilainya hidup dalam berbagai kebijakan pendidikan, seperti:
Kurikulum Merdeka
Profil Pelajar Pancasila
Pembelajaran yang Bermakna (Meaningful Learning)
Proyek P5 (Penguatan Profil Pelajar Pancasila)
Semua ini sejalan dengan gagasan Ki Hadjar tentang pendidikan yang membentuk manusia seutuhnya.

7. Penutup: Meneladani Bapak Pendidikan Kita

Ki Hadjar Dewantara telah menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar pelajaran di kelas, tetapi proses memanusiakan manusia. Gagasan dan semangatnya melampaui zaman.

> ðŸŠķ “Dengan ilmu, kita menuju kemuliaan.”
— Ki Hadjar Dewantara



Sebagai pendidik, orang tua, dan warga negara, kita perlu terus menghidupkan nilai-nilai luhur beliau. Bukan hanya dengan mengenang, tapi dengan mengamalkan: membangun pendidikan yang inklusif, berpihak pada anak, dan berakar pada budaya.

Posting Komentar untuk "Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Nasional dan Pendiri Taman Siswa"