Memahami Model Pembelajaran dalam Penerapannya terhadap Metode Pembelajaran
Model dan Metode Pembelajaran : Pengertian, Perbedaan, dan Penerapannya di Kelas
Apa Itu Model Pembelajaran?
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan cara sistematis dalam
merancang, mengorganisasi, dan mengimplementasikan kegiatan pembelajaran. Model ini bersifat menyeluruh dan menjadi acuan dalam penggunaan metode, teknik, dan pendekatan pembelajaran tertentu.
Menurut Joyce & Weil (2009), model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk merancang pembelajaran di kelas atau tutorial, dan menentukan bahan ajar, serta arah kegiatan pembelajaran.
Apa Itu Metode Pembelajaran?
Sementara itu, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengimplementasikan rencana pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan belajar tertentu. Metode lebih spesifik dan merupakan bagian dari model pembelajaran.
Menurut Gulo (2002), metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Beberapa Model Pembelajaran yang Dapat Diterapkan dalam Metode Pembelajaran
Setelah memahami perbedaan mendasar antara model dan metode, kini saatnya kita membahas beberapa model pembelajaran yang bisa dipilih dan diterapkan oleh guru di berbagai jenjang pendidikan.
1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model ini menekankan kolaborasi antarsiswa dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas pembelajaran diri sendiri dan juga teman sekelompoknya.
Contoh metode yang digunakan: diskusi kelompok, role playing, presentasi bersama.
Jenis-jenis model kooperatif:
-
Jigsaw – siswa menjadi “ahli” dalam bagian tertentu materi, lalu mengajarkannya ke kelompok lain.
-
Think Pair Share – siswa berpikir sendiri, berdiskusi berpasangan, lalu berbagi dengan kelas.
-
STAD (Student Team Achievement Division) – pengajaran diikuti kerja kelompok dan evaluasi individu.
Kelebihan:
-
Mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi.
-
Meningkatkan tanggung jawab dan rasa percaya diri.
Memperkuat pemahaman melalui diskusi.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning / PjBL)
Dalam model ini, siswa belajar melalui pengalaman menyelesaikan proyek nyata yang kompleks dan menantang.
Langkah-langkah utama:
-
Penentuan pertanyaan atau tantangan proyek.
-
Perencanaan dan desain.
-
Pelaksanaan proyek.
-
Evaluasi dan refleksi.
Contoh metode yang digunakan: eksperimen, observasi lapangan, pembuatan produk nyata.
Kelebihan:
-
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
-
Membentuk karakter mandiri dan bertanggung jawab.
-
Menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
Penerapan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dalam Kurikulum Merdeka merupakan contoh nyata dari model ini.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning / PBL)
Model ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa. Siswa dihadapkan pada situasi problematik nyata yang harus mereka cari solusinya.
Langkah utama:
-
Identifikasi masalah.
-
Pengumpulan informasi.
-
Analisis dan pengembangan solusi.
-
Presentasi hasil dan refleksi.
Metode yang digunakan: studi kasus, diskusi kelompok kecil, simulasi.
Kelebihan:
-
Membiasakan siswa berpikir sistematis.
-
Meningkatkan kemandirian belajar.
Relevan dengan kehidupan nyata.
4. Model Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning)
Model ini mengajak siswa untuk aktif menemukan pengetahuan melalui proses bertanya, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.
Tahapan dalam inkuiri:
-
Orientasi masalah.
-
Perumusan hipotesis.
-
Pengumpulan dan analisis data.
-
Penarikan kesimpulan.
Metode yang digunakan: eksperimen, observasi, wawancara.
Kelebihan:
-
Menumbuhkan rasa ingin tahu.
-
Mengasah kemampuan berpikir ilmiah.
Mendorong pembelajaran bermakna
Model ini menekankan pentingnya menyesuaikan proses belajar dengan kebutuhan, minat, kesiapan, dan gaya belajar masing-masing siswa.
Pendekatan diferensiasi dapat dilakukan pada:
-
Konten (materi).
-
Proses (cara belajar).
-
Produk (hasil kerja siswa).
Metode yang digunakan: kegiatan kelompok fleksibel, tugas pilihan, pengayaan dan remedial.
Kelebihan:
-
Mengakomodasi keragaman siswa.
-
Menghindari ketimpangan belajar.
Memungkinkan pembelajaran inklusif.
6. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Model ini sangat cocok untuk pembelajaran konsep atau keterampilan dasar secara efisien. Guru berperan aktif dalam menyampaikan materi secara eksplisit dan terstruktur.
Langkah umum:
-
Menjelaskan tujuan pembelajaran.
-
Demonstrasi atau penjelasan materi.
-
Latihan terbimbing.
-
Latihan mandiri dan umpan balik.
Metode yang digunakan: ceramah, demonstrasi, latihan soal.
Kelebihan:
-
Efektif untuk materi faktual atau prosedural.
-
Memberikan kejelasan dan struktur.
Cocok untuk siswa yang butuh arahan eksplisit.
Penutup: Mengapa Guru Perlu Memahami Perbedaan Ini?
Pemahaman yang benar antara model dan metode pembelajaran membantu guru untuk:
-
Merancang pembelajaran yang sistematis dan fleksibel.
-
Menyusun strategi pembelajaran yang beragam sesuai kebutuhan siswa.
-
Menentukan metode yang tepat untuk mencapai hasil belajar maksimal.
Model adalah rancangan besar (blueprint), sedangkan metode adalah alat di dalam rancangan tersebut. Guru hebat bukan hanya tahu banyak metode, tapi tahu kapan, bagaimana, dan dalam konteks apa metode itu digunakan berdasarkan model pembelajaran yang sesuai.
Posting Komentar untuk "Memahami Model Pembelajaran dalam Penerapannya terhadap Metode Pembelajaran "