Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sejarah dan Budaya Sunda melalui Kunjungan ke Museum Sri Baduga

Beberapa anak sedang memperhatikan alat-alat tradisional adat dan budaya sunda
Berdasarkan isi pokok Permendikbudristek No. 56/M/2022,bahwa penerapan kurikulum Merdeka dilengkapi dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian dari pembelajaran berbasis projek. Kurikulum Merdeka menjadi salah satu opsi yang mendorong pembelajaran lebih mendalam, kontekstual dan relevan dengan perkembangan zaman.

Pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang kelas, di mana belajar harus selalu berada di ruangan kelas semata. Melalui Projek Penguatan Pelajar Pancasila (P5), siswa diajak untuk lebih memahami  dan mengaplikasikan nilai-nilai kebangsaan dalam berkehidupan dengan masyarakat sekitarnya. Terdapat  tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) diantaranya : Gaya hidup berkelanjutan, Kearifan Lokal,Bhineka Tungga Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya dan lain-lain

Dan tema yang diambil  dalam program P5 sekolah kami kali ini adalah "Kearifan Lokal", yang bertujuan untuk mengenalkan budaya dan sejarah daerah kepada generasi muda. Sebagai bagian dari implementasi tema ini, sekolah kami mengadakan kunjungan ke Sri Baduga.  Kunjungan ini bukan sekedar kunjungan wisata namun merupakan kunjungan edukatif.  Museum Sri Baduga, merupakan museum  yang menyimpan jejak sejarah dan budaya Jawa Barat.

Pagi itu, terlihat jelas wajah-wajah ceria siswa begitu antusias.  Wajah-wajah tak sabar tampak dari raut wajah mereka ingin segera berangkat. Mereka berkumpul di halaman sekolah, dengan arahan dan instruksi dari guru pembimbing, semua siap berbaris dengan rapi sesuai dengan kelasnya masing-masing. Guru pembimbing memberikan arahan dan petunjuk untuk tidak memisahkan diri dari rombongan dan tetap untuk bersikap tertib setibanya nanti di tempat tujuan. Siswa dengan penuh perhatian menyimak arahan guru pembimbing. siap menjelajahi sejarah dan budaya Sunda yang kaya. Sebelum berangkat semua berdoa terlebih dulu, agar di perjalanan diberikan kelancaran dan keselamatan sampai dengan tujuan.

Dalam perjalanan menuju museum, beberapa dari siswa ada yang bernyanyi dengan riang gembira ada juga sebagian dari siswa yang sudah mulai berdiskusi tentang hal-hal yang mereka ketahui sebelumnya, sambil sesekali mereka terdengar tertawa.

Setibanya di Museum Sri Baduga, rombongan sekolah kami  disambut oleh petugas museum. Suasana saat itu nampak ramai karena ada beberapa rombongan bus dari sekolah lain yang sama-sama berkunjung.   Akhirnya kami harus menunggu antrian, sampai pengunjung lain selesai dan keluar dari museum. Selang beberapa menit akhirnya sekolah kami mendapat giliran masuk museum. Suasana khas budaya sunda seolah  membawa kami  kembali ke masa lalu. Bangunan museum yang menyerupai rumah adat Sunda menjadi pintu gerbang menuju eksplorasi budaya. Saat memasuki ruang pameran, mata kami tertuju pada koleksi benda bersejarah, mulai dari prasasti kuno, senjata tradisional, hingga pakaian adat yang mencerminkan keberagaman budaya Sunda.

Di bawah bimbingan pemandu museum, kami diajak untuk memahami cerita di balik setiap koleksi. Kami melihat diorama kehidupan masyarakat Sunda tempo dulu, mengamati bagaimana masyarakat bertani, berdagang, dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa tampak mencatat poin-poin penting, sementara yang lain aktif bertanya tentang perubahan budaya dari masa ke masa.

Salah satu sesi yang paling berkesan adalah ketika siswa melihat beberapa hewan atau fauna yang dilindungi serta fosil dari hewan purbakala.

Museum Sri Baduga ini mempunyai 3 lantai yang berisi koleksi yang berbeda-beda sesuai dengan kronologisnya.   Pada lantai pertama kami melihat koleksi yang berkaitan dengan zaman purba yang dulu hidup di wilayah Jawa Barat. Selain itu kami melihat Sejarah alam di Bandung yang pada masa sejarah merupakan danau besar. Tidak hanya itu di lantai satu ini kami melihat replika batu tulis peninggalan Kerajaan Pajajaran dan prasasti- prasasti lainnya. Di lantai 2 kami melihat koleksi sejarahyang berkaitan dengan unsur budaya. Di mana mata kami dimanjakan dengan penampakan alat-alat dan perabotan  yang dipakai Masyarakat lalu seperti alat pertanian, dapur, uang atau alat tukar dari zaman prasejarah hingga zaman kolonial. Di lantai 3 terdapat benda-benda kuno dan karya seni yang lebih bernilai dibanding koleksi lainnya.

Rombongan kami dibagi menjadi beberapa  kelompok, setiap kelompok secara bergantian berpindah lantai. Hal ini dilakukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan bangunan agar tidak terlalu membludak di salah satu ruang.

Kunjungan ke Museum Sri Baduga ini tidak hanya menambah wawasan sejarah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dalam diri siswa:

  • Berkebinekaan Global, dengan memahami budaya sendiri sebagai bagian dari identitas bangsa.
  • Bernalar Kritis, dengan menganalisis bagaimana sejarah membentuk budaya masa kini.
  • Gotong Royong, dengan bekerja sama dalam sesi diskusi dan presentasi hasil kunjungan.
  • Kreatif, dengan menuangkan pengalaman mereka dalam bentuk karya, seperti jurnal reflektif, sketsa, atau video dokumentasi.

Setelah kami merasa puas berkeliling, kami pulang dengan membawa kesan yang menyenangkan.  Bisa mengeksplor peninggalan dan adat istiadat budaya sunda secara langsung. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang budaya sendiri.   Kami bangga memilikinya.

Posting Komentar untuk "Mengenal Sejarah dan Budaya Sunda melalui Kunjungan ke Museum Sri Baduga"