Guru Digugu dan Ditiru
Dalam sistem pendidikan, guru memiliki peran yang sangat penting sebagai pendidik, pembimbing, dan teladan bagi siswa. Ungkapan "guru digugu dan ditiru" mengandung makna bahwa guru harus dipercaya (digugu) dalam perkataan dan tindakannya serta menjadi contoh (ditiru) dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga memiliki tanggung jawab profesional yang mencakup berbagai tugas, mulai dari perencanaan pembelajaran hingga penilaian hasil belajar.
Sebagaimana yang tertuang dalam Permendikbudristek No 25 Tahun 2024 pasal 1 bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Hal ini dimaksudkan bahwa tugas seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran agar siswa dapat berkembang secara optimal. Berikut adalah tahapan utama dalam tugas seorang guru:
1. Perencanaan Pembelajaran
Sebelum mengajar, guru harus menyusun perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan efektif. Tugas pada tahap ini meliputi:
- Menyusun modul ajar atau RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sesuai kurikulum yang berlaku.
- Menentukan Capaian Pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran.
- Memilih metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
- Mempersiapkan bahan ajar dan media pembelajaran untuk mendukung proses belajar yang menarik.
Perencanaan yang baik akan membantu guru dalam menyampaikan materi dengan cara yang lebih terstruktur dan mudah dipahami oleh siswa.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Saat mengajar, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan interaktif. Beberapa tugas dalam tahap ini meliputi:
- Membuka pelajaran dengan cara yang menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.
- Menyampaikan materi dengan metode yang variatif seperti diskusi, eksperimen, atau pembelajaran berbasis proyek (PjBL).
- Memandu interaksi dan diskusi agar siswa aktif dalam proses belajar.
- Memberikan bimbingan dan motivasi agar siswa tetap semangat dalam menghadapi tantangan belajar.
Menjadi contoh dalam sikap dan perilaku agar siswa dapat meniru nilai-nilai positif dari gurunya.
Seorang guru yang profesional akan selalu mengutamakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, sehingga proses pembelajaran tidak hanya bersifat transfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter.
3. Penilaian dan Evaluasi
Setelah pembelajaran berlangsung, guru bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah tujuan pembelajaran telah tercapai. Tugas guru dalam tahap ini meliputi:
- Melaksanakan penilaian formatif dan sumatif untuk mengukur pemahaman siswa.
- Menganalisis hasil penilaian guna mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa.
- Memberikan umpan balik yang membangun agar siswa dapat memperbaiki kesalahannya dan terus berkembang.
- Menyesuaikan strategi pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi agar pembelajaran berikutnya lebih efektif.
Penilaian yang baik tidak hanya berfokus pada hasil ujian, tetapi juga mencakup penilaian sikap, keterampilan, dan proses belajar siswa.
Guru sebagai Teladan dalam Setiap Tahapan
Tugas guru yang tidak bisa tergantikan dengan AI adalah mendidik. Mendidik adalah proses membentuk karakter, nilai, dan kepribadian siswa melalui interaksi yang penuh empati, keteladanan, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan emosional, sosial, dan moral mereka.
Mendidik bukan sekadar mentransfer pengetahuan, melainkan juga menanamkan nilai-nilai kehidupan, membimbing siswa menghadapi tantangan, serta menginspirasi mereka untuk menjadi pribadi yang berintegritas dan berdaya saing. Hal ini melibatkan sentuhan manusiawi yang tidak bisa digantikan oleh kecanggihan teknologi apa pun.
Di setiap tahap pembelajaran, guru harus menunjukkan integritas, profesionalisme, dan sikap yang bisa dicontoh oleh siswa. Seorang guru yang digugu dan ditiru akan selalu:
- Menunjukkan keteladanan dalam disiplin, kejujuran, dan etika kerja.
- Bersikap adil dan menghargai keberagaman siswa.
- Selalu belajar dan berinovasi agar pembelajaran lebih menarik.
- Membangun hubungan baik dengan siswa, orang tua, dan masyarakat.
Membentuk karakter siswa memang membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan; dibutuhkan integritas, keteladanan, dan konsistensi dalam perilaku guru itu sendiri.
Namun, jika seorang guru merasa belum memiliki karakter yang kuat, ada beberapa hal yang bisa menjadi titik awal untuk perbaikan:
1. Kesadaran Diri (Self-Awareness):
Langkah pertama adalah menyadari bahwa ada aspek karakter yang perlu diperbaiki. Kesadaran ini adalah fondasi untuk perubahan. Guru bisa merefleksikan pertanyaan sederhana: "Nilai apa yang ingin saya tanamkan pada siswa, dan apakah saya sudah mencerminkannya?"
2. Komitmen untuk Terus Belajar:
Karakter bukan sesuatu yang statis. Guru juga manusia yang terus berkembang. Dengan membaca, berdiskusi, dan mengikuti pelatihan tentang pengembangan diri, guru dapat memperbaiki dan memperkuat nilai-nilai karakter dalam dirinya.
3. Keteladanan Kecil yang Konsisten:
Tidak harus melakukan hal besar. Hal-hal sederhana seperti jujur dalam berbicara, disiplin dalam waktu, menghargai perbedaan, dan bersikap adil bisa menjadi teladan yang kuat. Siswa lebih peka terhadap perilaku nyata daripada sekadar kata-kata.
4. Lingkungan yang Mendukung:
Budaya sekolah yang positif sangat membantu. Jika lingkungan kerja mendukung nilai-nilai baik, guru pun akan lebih mudah untuk tumbuh bersama rekan sejawatnya. Diskusi rutin tentang nilai-nilai karakter di kalangan guru bisa menjadi cermin bersama.
5. Belajar dari Siswa:
Kadang, interaksi dengan siswa justru menjadi cermin yang baik. Melihat ketulusan, keingintahuan, atau bahkan tantangan yang dihadapi siswa bisa menjadi motivasi bagi guru untuk berkembang secara pribadi.
Intinya, guru tidak harus sempurna untuk membentuk karakter siswa. Yang terpenting adalah kemauan untuk terus belajar, berkembang, dan berproses bersama siswa. Karakter yang kuat bukan hasil instan, melainkan perjalanan yang penuh refleksi dan perbaikan diri.
Kesimpulan
Guru bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga merancang, membimbing, mengevaluasi, dan menjadi teladan bagi siswa. Dengan menjalankan tugasnya dari perencanaan hingga penilaian secara profesional, seorang guru dapat benar-benar menjadi sosok yang digugu dan ditiru.
Pada akhirnya, pengaruh seorang guru tidak hanya terlihat dalam nilai akademik siswa, tetapi juga dalam karakter dan nilai-nilai yang mereka bawa sepanjang hidup. Seorang guru yang baik akan dikenang bukan hanya karena apa yang dia ajarkan, tetapi juga karena bagaimana dia menginspirasi dan membentuk generasi masa depan.
Baca juga: Guru adalah Orang Tua Kedua di Sekolah
Posting Komentar untuk "Guru Digugu dan Ditiru"